HAMPIR 3.000 pemain
bridge dan keluarga mereka dari seluruh dunia berkumpul di Bali. Mereka
lagi bertanding di kejuaraan dunia ke-43 yang berlangsung di Nusa Dua.
“Waktu tiba di Bali Anda mungkin
mengeluh. Bandaranya ruwet dan jalan menuju Nusa Dua macetnya bukan
main,” kata saya dalam pidato pembukaan Kamis lalu.
“Tapi waktu Anda-anda meninggalkan Bali
minggu depan keadaan sudah berbeda. Anda kembali ke bandara akan
melewati jalan baru di atas laut yang sangat indah. Dan Anda akan
meninggalkan Bali melalui bandara baru yang juga sangat indah,” kata
saya.
Saya adalah Ketua Umum Pengurus Besar
Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI). Peserta dari 63 negara itu
bertepuk tangan gemuruh. Kejuaraan dunia ini memang berlangsung hampir
dua minggu sehingga bisa mengalami dua dunia: tiba serba ruwet pulang
serba indah.
Jalan tol dan bandara baru Bali itu
diresmikan Bapak Presiden SBY hari ini. Inilah jalan tol terindah dengan
waktu pembangunan tercepat di Indonesia. Dua-duanya didesain, dibangun,
dibiayai, dan dioperasikan oleh BUMN: PT Jasa Marga Bali untuk jalan
tol dan PT Angkasa Pura 1 untuk bandara.
Selama seminggu ke depan masyarakat
diberi kesempatan secara gratis untuk mencoba tol atas laut. Sekalian
untuk menguji keandalan sistemnya.
Sedang untuk New Ngurah Rai, ujicoba
sudah dilakukan Jumat lalu dengan mengalihkan seluruh kedatangan
internasional ke bandara baru. Alhamdulillah. Lancar. Mulai dari sistem
imigrasi, visa on arrival, bea cukai, sampai ke pengambilan bagasinya.
Penggunaan bandara baru, di mana-mana di
seluruh dunia, selalu ruwet. Terutama handling bagasinya. Karena itu
boyongan bandara ini dilakukan bertahap. Untuk seluruh keberangkatan
internasional baru boyongan tanggal 29 minggu depan.
Kalau boyongan itu nanti lancar, maka ini akan mengulang sukses boyongan di Medan dari bandara Polonia ke Kuala Namu, Juli lalu.
Akhir tahun ini akan menyusul bandara
baru Sepinggan Balikpapan yang selesai dibangun. Juga tidak kalah indah
dan besarnya. Bahkan bandara baru Sepinggan ini akan jadi bandara-mal
pertama di Indonesia. Di dalam bandara itu benar-benar ada mal
sungguhan.
Pada saat yang hampir bersamaan Terminal
2 Bandara Juanda Surabaya juga selesai dibangun. Hanya bandara baru
Semarang yang masih memerlukan proses. Perencanaan sudah matang, dana
BUMN sudah tersedia, dan kegiatan fisik sudah lama siap dimulai. Tapi
lokasinya masih harus di-clear-kan. Bandara baru itu akan menempati
tanah milik TNI sehingga harus diselesaikan prosesnya.
Bandara memang persoalan rumit. Jumlah
pesawat bertambah terus dengan derasnya. Pertambahan penumpang juga
tidak terbendung. Pengaturan lalu-lintas udaranya benar-benar menantang.
Banyaknya pesawat yang dulu harus
muter-muter di udara menunggu giliran landing sudah bisa diatasi.
Caranya: Airnav Indonesia, BUMN baru, meningkatkan kapasitas sistemnya
untuk Soekarno-Hatta Jakarta. Kalau dulu satu jam hanya bisa naik-turun
sebanyak 60 kali, sekarang sudah bisa 69 kali.
Bahkan Airnav mengatur lalu-lintasnya
sejak dari bandara asal. Keberangkatan pesawat dari bandara asal akan
diminta maju atau mundur beberapa menit daripada memaksa berangkat on
time tapi harus muter-muter di udara Jakarta menunggu giliran landing.
Memang ke depan sudah harus diputuskan
untuk mengurangi frekuensi penerbangan dari dan ke Jakarta. Antre take
off di Cengkareng sudah sangat mengganggu kepastian jadwal pesawat.
Urgensi banyaknya penerbangan dari Jakarta ke Surabaya (lebih 40 kali
sehari) atau Jakarta-Medan (lebih 30 kali sehari) harus dipertanyakan.
Untuk apa harus 40 kali sehari” Bukankah 30 kali juga sudah cukup?
Perusahaan penerbangan sudah harus
di-warning untuk segera memiliki pesawat yang lebih besar dari B737 atau
sejenisnya. Tentu yang masih ekonomis untuk jarak pendek. Membangun
landasan ketiga di Cengkareng memang penting, tapi terobosan manajemen
lebih penting lagi.
Saya ingat apa yang dilakukan Dirut
Pelindo II RJ Lino di Padang. Di masa lalu kapal harus antre sampai 15
hari di pelabuhan Teluk Bayur. Semua pihak berpendapat harus segera
dibangun dermaga baru. Tentu amat mahal. Hanya Lino yang tidak
sependapat. Dia lakukan perubahan manajemen.
Lino benar. Sejak enam bulan lalu kapal tidak perlu antre sama sekali di Teluk Bayur. Kapal datang bisa langsung berlabuh.
Dermaga baru tidak jadi dibangun. Uang triliunan bisa dihemat. (***)
Dahlan Iskan
Menteri BUMN